PRINGSEWU – Pemerintah Kabupaten
Pringsewu bekerja sama dengan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an
(LPMQ) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, menggelar
Diseminasi Hasil Kajian Al-Qur’an dan Dinamika Sosial (Menakar Peran
Kementerian Agama Republik Indonesia) di Aula Sekolah Tinggi Manajemen
Informatika dan Komputer (STMIK) Pringsewu.
Kegiatan yang berlangsung Senin (23/10), pagi hingga
siang ini dihadiri oleh Wakil Bupati Pringsewu Dr. H. Fauzi, Mahasiswa
STMIK Pringsewu, Pengurus PCNU Kabupaten Pringsewu, Akademisi, Guru,
Pegawai Kementerian Agama, maupun tamu undangan yang lain. Acara
ditandai dengan pertukaran cinderamata antara Wakil Bupati Pringsewu Dr.
H. Fauzi dengan Dr. H. Muchlis M. Hanafi, MA.
Kegiatan ini dihelat untuk membumikan Al-Qur’an
agar selain untuk dipelajari secara komprehensif terutama juga agar
bisa diamalkan oleh kita semua. Sebagai lembaga yang bertugas melakukan
pentashihan mushaf Al-Qur’an, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ)
tidak hanya mentashih Al-Qur’an bagi orang-orang awas atau orang yang
bisa melihat, namun juga mentashih Al-Qur’an Braille yang diperuntukkan
bagi penyandang disabilitas netra. “Lajnah dalam hal ini terus berupaya
memfasilitasi apa yang menjadi kebutuhan teman-teman penyandang
disabilitas netra.” Demikian disampaikan Kepala LPMQ, Dr. H. Muchlis M.
Hanafi, MA dalam Desiminasi Hasil Kajian Al-Qur’an yg diselenggarakan
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementerian
Agama bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Pringsewu.
Doktor lulusan Al-Azhar Mesir ini menambahkan bahwa
bukan Al-Qur’an saja yang akan dihadirkan untuk penyandang disabilitas
netra, namun juga produk-produk LPMQ lainnya, seperti tafsir tematik,
tafsir ilmi, dan lain sebagainya. Upaya ini dilakukan agar produk-produk
LPMQ bisa dirasakan oleh semua orang dan kalangan, termasuk para
penyandang disabilitas netra, ucapnya.
Beliau menegaskan, cara memperlakukan Al-Qur’an itu
idealnya komprehensif. Di Indonesia ini ada fenomena mempelajari
Al-Qur’an secara gegap gempita. Tapi ada keterputusan setelah orang
belajar membaca Al-Qur’an ini. Lajnah mencoba mengisi ruang kosong yaitu
pemahaman Al-Qur’an. Saya istilahkan tajwid. Dari tajwid bacaan ke
tajwid amalan,” tutur Alumni Al Azhar Mesir ini.
Di akhir acara, ada tanya jawab dan diskusi. Kepala
LPMQ ini juga membagikan Tafsir Ilmi hasil kerja sama LPMQ dengan LIPI
kepada para peserta. “Sekarang sedang dikembangkan Tafsir Tematik, model
tafsir kolaborasi ulama dari berbagai disiplin ilmu, seperti ahli
tafsir, LIPI, LAPAN, UGM, maupun ITB. Para ahli ini berkumpul untuk
diskusi secara mendalam. Alhamdulillah, sudah mengahasilkan sembilan
belas judul buku, terkait berbagai tema terutama sains dan teknologi,
ucapnya. (*na)
0 komentar:
Posting Komentar